Friday, 1 May 2009

+ jejak kehidupan diluar bumi




Sudah banyak laporan yg tercatat jelas dari beberapa orang yang mengaku pernah melihat “kendaraan asing” atau bahkan berkomunikasi dengan “makhluk” asing yg bukan merupakan penduduk bumi.

Pro dan kontra tentang makhluk ini masih terasa gaungnya hingga roket pulsa
nuklir berkecepatan 41.400 kilo meter per detik “daedalus” dirancang orang ,
sementara laporan-laporan baru tak henti datang dan memberi bukti.

Laporan yang cukup tua mengenai kehidupan di langit lain ialah berasal dari abadke-15 SM, yg tertera dalam buku harian Thutmosis III (Fir’aun Mesir kuno , 1504-1450SM). Laporan dlm papirus tulli tsb adalah sbb:

Dalam tahun duapuluh dua , dalam bulan kedua musim dingin, pada jam keenam bulan hari itu, para penulis dari rumah kehidupan melihat adanya sebuah lingkaran api yg muncul di angkasa. Dia tidak memiliki kepala dan nafasnya berbau busuk (maksudnya asap yang keluar dari benda tsb), panjang 1 rod (5 meter), lebarnya 1 rod.

Dia tidak bersuara, karena kebingungan mereka bertiarap. Mereka menghadap Fir’aun untuk melaporkan apa yang telah mereka lihat. Baginda Raja merenungkan dan memikir-mikir persoalan itu. Sementara beberapa hari kemudian benda-benda itu bertambah banyak di angkasa. Angkatan perang Fir’aun terus mengawasi benda-benda itu tatkala Baginda Raja berada ditengah tengah mereka.

Waktu itu adalah waktu setelah makan malam. Lingkaran api itu kemudian



semakin naik lebih tinggi di angkasa menuju ke selatan. Ikan dan Itik berjatuhan
dari udara. Dan Fir’aun menyuruh mengambil kemenyan, yang kemudian dibakarnya untuk mendapatkan keamanan dan ketentraman dalam kehidupan rakyatnya.

Salah satu bagian relief di Pyramid Khufu,mungkin ini bisa menunjukkan bahwa
benar bangsa Mesir Kuno pernah didatangi para Alien, dan ini sekaligus bisa
dijadikan bukti bahwa UFO/ Alien sudah menampakkan batang hidungnya sejak ribuan tahun yang lalu. Kesaksian lain yg cukup khas dan sempat dicatat adalah ketika Jhon O’Neill, seorang editor sains dari New York Herald Tribune, tengah meneropong bulan pada malam tanggal 29 Juli 1953.

Ia menyaksikan suatu benda semacam “jembatan” aneh memanjang 12 mil di daerah Mare Crisium Bulan. Benda tsb yang sebelumnya tidak ada. Sementara penyaksian O’neill dicemooh oleh astronom lain, muncullah kesaksian pakar bulan nomor wahid dari Inggris H.P. Wilkins, yang menandaskan bahwa ia
pun menyaksikan “jembatan” aneh yang tiba-tiba muncul itu.

Setelah itu, Patrick Moore, anggota British yang menghubungkan satu gunung dengan gunung lainnya di dataran Mare Crisium atau Sea of Crisis. Yang lebih aneh lagi, 84 tahun sebelum kesaksian O’Neill, Swift dari Mattoon II, menyaksikan objek-objek yg bergerak melintasi bulan pada tanggal 7 Agustus 1869, dua puluh menit sebelum terjadi gerhana matahari total.

Bahkan lima tahun sesudahnya, tepatnya pada tahun 1874, Monsieur Lamey, pakar langit dari Perancis, melaporkan bahwa dirinya melihat obyek-obyek yang jumlahnya sangat banyak, berwarna hitam, berbondong-bondong melintasi permukaan bulan.

Di Indonesia, Dedi Suardi, pada ahir Agustus 1983 pernah menyaksikan kejadian aneh dipermukaan bulan. Pada waktu itu ba’da shalat Magrib,yang disaksikan pula oleh tetangganya, tatkala sedang mengintip bulan sabit melalui bintang Calestron Catadioptric yg berdiameter 8 inchi, ia tiba2 melihat benda hitam mirip anak panah yg dengan gesitnya hilir mudik dari ujung tanduk bulan ke ujung tanduk bulan yang lain.

Fenomena yg mengejutkan itu terasa fantastis lagi karena guna mencapai sisi bulan yang lain, benda aneh itu cuma membutuhkan waktu 1/2 detik!! Kejadian itu berlangsung selama satu jam sebelum lenyap dari pandangan teleskop.

Jadi , mungkinkah ada kehidupan di luar bumi ini? Untuk menjawab pertanyaan itu, saya mencoba mengutip Teori Multi Universe yang dilontarkan oleh Hugh Everett. Teori Multi Universe merupakan sebuah teori yg cukup bernada surialistik, yang mengatakan bahwa jagad raya kita merupakan salah satu dari demikian banyak jagad raya yang sejajar dan berhimpitan, yg dimukimi oleh makhluk-makhluk seperti kita juga.

Teori Ilmuwan dari Universitas Pricenton tsb benar-benar membuat suatu kejutan terhadap dunia Ilmu, sebab ternyata Hugh Everett sendiri telah berhasil
menjelaskan banyak gejala fisika kuantum yg sebenarnya sebelumnya sulit
diterangkan secara teoritis.

Gejala fisika kuantum yg sulit diterangkan itu ialah mengenai pertentangan
antara gelombang dan zarah yang pertama determinisik sifatnya (dapat dipastikan sebelumnya), sedangkan kedua kebalikannya, yaitu cuma dapat diperkirakan probabilitasnya.

Menurut Everett, meskipun jagat raya yg berlainan itu sejajar dan berhimpitan,
namun kita tidak mungkin bertandang kejagad raya lain lewat sistem ruang waktu yg kita miliki. Hal ini berarti bahwa guna bertandang ke jagad raya lain yg berhimpitan, kita mesti harus menguasai terlebih dahulu sistem ruang waktu yang sama sekali masih asing bagi kita.

Dan ternyata, apa yang dikatakan sebagai “The Invisible Window” masih belum
terpecahkan oleh manusia di bumi. Tapi saya yakin dan optimis, pada suatu saat
nanti manusia bumi dapat menemukan konsep teknologi yg sama sekali berbeda
dengan konsep yg kita kenal selama ini.

Nah disinilah yang menurut saya paling menarik, berimbasan dengan the invisible window tadi, dikatakan bahwa dalam dimensi yang berbeda “bersembunyilah” bumi lain yang paralel dengan bumi tempat kita hidup.
Tapiiiiiii, masalahnya dalam keadaan bebas tanpa terpengaruh gravitasi,
barulah kita mampu bergerak atau melayang dari bumi ini ke bumi asing yg berada dalam rangkaian kesatuan yg sama.

Andai memang ada yang secara ilmiah disebut antimateri, maka antimateri inilah yang tak akan terpengaruh oleh tarikan gravitasi bumi. Membingungkan ya teorinya? Dalam bukunya yg berjudul The Live in the Sky, Trevor James Constable mengajukan teori bahwa, ” pemandangan aneh” yg selama ini dilaporkan orang mengkesima di langit luas adalah hewan2 antariksa.

Hewan2 antariksa tsb merupakan jasad makhluk hidup berwujud amuba yg teridiri dari plasma. Dalam keadaan biasa, hewan-hewan tsb tak tampak oleh mata telanjang, karena berada dalam kawasan infra merah dari spektrum yang tampak, bergetar dalam cahaya kemerah-merahan hingga warna jingga, dan seringkali terlihat teramat terang dan menyilaukan.

Karena terbentuk dari plasma , hewan2 tsb mampu merubah tingkat kepadatannya sehingga tampak bagaikan benda padat. Lingkungan hidupnya disinyalir di kawasan stratosfer keatas , dan hewan2 tersebut bergerak dengan biotenaga pada kecepatan yg amat tinggi , yg sekali tampak dari bumi bagaikan meteor cemerlang yg membelah langit.

The Dogons
Berbagai hipotesis extra-terestrial tak henti-hentinya digencarkan oleh para
pakar langit yg ingin mendapat jawaban pasti akan teka-teki ada atau tidaknya
peradaban di planet lain. Ada suatu hipotesis extraterestrial menarik yang mau saya sampaikan kepada teman-teman semua.

Suatu hipotesis yang sangat mengejutkan dunia langit-melangit ketika
Robert K.G. Temple, F.R.A.S., lewat bukunya The Sirius Mystery ,bahwa ia
menemukan fakta yang membingungkan tentang suku Dogon. Suku Dogon ini merupakan sebuah suku di benua Afrika yang masih hidup secara primitif, namun mereka ternyata memuja makhluk-makhluk yang mereka hubungkan
dengan sistem bintang Sirius.

Anehnya , tanpa peralatan2 ilmiah yg canggih , Suku Dogon mengetahui secara
teliti gerakan maupn karakteristik “pengiring” bintang Sirius yang sangat2 sulit
untuk diamati oleh mata telanjang. Hipotesis Temple yg cukup berani lagi menyatakan bahwa 3000 tahun Sebelum Masehi, bumi purba pernah dikunjungi oleh makhluk amfibi dari kawasan Sirius.

Makhluk2 asing tsb berhasil mencitra peradaban Sumeria dan Mesir Kuno.
Menurut tinjauan Astronomis, Sirius merupakan bintang kembar yg jauhnya 8,7 tahun cahaya dari bumi. Tatkala bintang Sirius tampak cemerlang disebelah timur senja hari pada Zaman Mesir Kuno , para penduduk siaga , karena mereka meyakini bahwa musim penghujan akan segera tiba dan akan menyebabkan banjir dari Sungai Nil.

Oleh karena itu , muncullah pemujaan thd bintang Sirius di Mesir , yang setelah
beberapa abad masih dilakukan oleh bangsa Arab Jahiliyah. Namun pemujaan thd bintang Sirius ini siapa tahu juga disebabkan oleh “kunjungan” oleh para penghuni planet2 yg mengiringi bintang yang amat cemerlang itu, andai
benar wisata antar bintang telah terjadi .

Mungkinkah Dulu di Mars Ada Suatu Peradaban?
Mars adalah planet keempat dari Matahari. Mars dijuluki sebagai Planet Merah
karena ada debu berwarna kemerahan yang melingkupinya. Manusia belum pernah mencapai Mars, tetapi Planet ini sudah pernah dikunjungi oleh kendaraan jelajah yg identik.

Pelacakan terhadap kemungkinan adanya kehidupan di antariksa lain terus
dilakukan hingga zaman modern ini. Dari hasil foto tentang planet Mars yang merah , sebagai hasil kejelian kamera Viking I dan Viking II , tampaklah sesuatu yg dapat dijadikan bukti ilmiah bahwa di Mars memang pernah ada peradaban.
Lembaga2 independen Amerika non-profit yang menganalisis foto2 daratan Mars menyodorkan sebuah foto yang menggambarkan arca muka “manusia” sepanjang 1,6 kilo meter yang saat ini mungkin sudah banyak terkikis.

Lalu, satu lagi menggambarkan sebuah piramida bersudut lima. Menurut lembaga tsb, foto2 khas yang dianalisis dengan komputer supercanggih di
Amerika itu menunjukkan bahwa pada suatu rentang waktu purba, di Planet Mars pernah berlangsung suatu peradaban.

Dan banyak para astronom meyakini, sisa-sisa kehidupan masih berlangsung di
Mars, maka pencarian itu masih terus dilakukan secara intensif oleh NASA.
Pada tahun 2003 lalu, Amerika berhasil meluncurkan sebuah roket Delta-2 dan
mengeluarkan detektor planet Mars dari orbit bumi dengan sempurna, menuju Mars, membangkitkan semangat yg sudah lama membayangi pesawat Challenger akibat kegagalan penyelidikan Mars di masa lalu.

Proyek monumental yang menelan biaya US$ 800 juta merupakan salah satu usaha dari NASA untuk memastikan apakah pernah ada kehidupan di Mars.
Amerika masih memiliki sebuah detektor lainnya , namanya Destiny. Destiny diluncurkan pada tanggal 25 Juni, tiba di planet Mars pada tanggal 25 Januari tahun depan, akan mendarat di sisi lainnya planet Mars.

Di sana kandungan tertentu pada feri oksida lebih besar. Ini menandakan di
tempat tersebut terdapat air dalam jangka panjang di masa lalu. Penanggung jawab ilmiah NASA Welle mengatakan, “Misi kami kali ini adalah mencoba memahami keberadaan air di atas bintang Mars telah bertahan berapa lama. Inilah kunci kehidupan.

Entah di mana pun, jika air bisa bertahan jutaan tahun, maka kehidupan bisa bangkit.” Ilmuwan berharap dapat menemukan jejak yang pernah ada di batu karang dan tanah, yaitu jejak air yang pernah eksis untuk mempertahankan kehidupan, meneliti apakah pernah ada air, kondisi zat cair tersebut apakah memiliki kadar air yang cukup, telah berlangsung cukup lama, serta cukup untuk menghasilkan kehidupan.

Jika tidak ditemukan bukti, maka orang-orang harus mempertimbangkan kembali pandangan masa lalu. Yakni bahwa planet Mars pernah hangat dan lembab. Kedua perangkat detektor planet Mars ini menggunakan tenaga penggerak energi surya, mampu bergerak sekitar 30-40 meter setiap hari. Kedua kereta detektor bintang Mars ini dilengkapi dengan kamera video dan mikroskop, serta mesin pemecah batu, untuk penyelidikan komposisi batu Mars bagian dalam.

Gambar yang diambil oleh pesawat luar angkasa milik NASA, Mars Global Surveyor menunjukkan adanya air yang cair (tidak membeku) pada permukaan Mars, sebuah penemuan menarik yang barangkali dapat menjelaskan apakah ada kehidupan di Planet Merah ini.

Namun sebenarnya , tanda-tanda air pernah eksis di Planet Mars setidaknya pernah terlacak oleh Misi Spirit dan Oportunity pada tahun 2004 lalu.
Kedua kendaraan jelajah tsb tiba di Mars setelah melakukan perjalanan selama
tujuh bulan dari Bumi. Spirit mendarat di sebuah kawah selebar 150 km di Mars
yang diyakini sebagai dasar danau kuno. Opportunity mendarat di sisi lain
permukaan Mars yang memiliki banyak mineral yang terbentuk di Bumi dalam mata air panas dan danau.

Spirit dan Opportunity beroperasi selama lebih dari 90 hari untuk mempelajari
planet Mars. Mereka memiliki lengan robotik yang dilengkapi alat untuk
menghilangkan lapisan luar batuan yang berdebu sehingga kaca pembesar dan alat penganalisa pada lengan robotik bisa mempelajari material di bawahnya.

Danau yang mengering di permukaan Mars membuktikan bahwa air pernah mengalir di planet ini. Satu-satunya air yang masih ada di permukaan Mars telah membeku di kutubnya, Jika air pernah mengalir di Mars maka kehidupan juga mungkin ada disana.

FOTO JEJAK KEHIDUPAN DI MARS


Cydonia City?




Bekas Bandara?






0 comments:

Post a Comment

silahkan meninggalkan komentar anda disini, terima kasih..