Tuesday, 20 November 2012

+ Sejarah Palestina - Yahudi - Arab




Berikut ini adalah sejarah singkat perjalanan daerah Palestina, sumber2 dan referensi ada semua untuk dibahas dan diulas apabila diminta. Saya minta yang berdebat di thread ini, berdebat dengan membawa sumber, jangan hanya komentar2 kosong mencaci maki baik Israel maupun Palestina. Dan ini bukan thread propaganda, melainkan ulasan sejarah


Dimulai tahun 635 seluruh Timur Tengah, termasuk Yerusalem ditaklukkan oleh Arab, dan pada tahun 705 masjid AlAqsa selesai dibangun…. Tepat 1242 tahun setelah kembalinya Israel pertama kali ke Tanah Perjanjian di tahun 547 BC. (1242 tahun adalah Tahun Masehi dari, 1260 tahun x 360 hari… yang dinubuatkan Daniel di mana 1 bulan hanya dikenal 30 hari.)

Dan tepat 1242 tahun kemudian juga, sesuai nubuat Daniel juga. Israel memproklamirkan kemerderkaannya pada tahun 1948. Juga sesuai nubuat Wahyu kepada Yohanes, AlAqsa berdiri di atas pelataran Bait Suci.

Cerita lengkap sejarah, akan saya ulas di sini. Semua ada sumbernya yang sah. Kalau diminta saya akan berikan. Tetapi tidak saya cantumkan terlebih dahulu sumbernya supaya tidak mengganggu layout ketika dibaca.

Sejak 635 setelah ditaklukkan oleh Arab, kekuasaan di Timur tengah, berpindah2 tangan dari Umayyads, Abbasids dan Pasukan Salib selama 6 abad sampai akhirnya ditaklukkan oleh Kesultanan Mamluk pada tahun 1260. Pada tahun 1516, daerah ini kemudian ditaklukkan oleh kekaisaran Ottoman, dan tetap menjadi kekuasaan Turki hingga akhir Perang Dunia I, di mana setelah itu Inggris berhasil mengalahkan Turki. Dan setelah itu daerah kekuasaan di seluruh dunia dibagi2 di bawah aturan Mandate System PBB.

Berbeda dengan apa yang digembargemborkan tukang fitnah. Bangsa Yahudi, sudah mulai menempati kembali daerah di timur tengah sejak gerakan “pulang kampung halaman” – Zionist yang dimulai tahun 1492, ketika Yahudi2 diusir dari Spanyol. Menyusul kemudian tahun2 dan abad2 berikutnya dalam catatan sejarah yang penuh pembantaian atas Yahudi. Mereka dibantai dan diusir juga diantaranya di Inggris, Rusia, dan China. Sesuai sumpah nenek moyang Yahudi, sesuai nubuat dan kutuk YHVH. Bangsa Yahudi menemui siksaan, cemooh dan hinaan di manapun mereka berada.

Gerakan imigrasi besar modern selanjutnya yang tercatat pada jaman kekaisaran Ottoman dimulai di tahun 1881, dikenal juga sebagai Aliyah (Imigrasi) Pertama, terjadi ketika Yahudi2 lari dari pembantaian yang terjadi di Eropa Timur. Disusul tahun 1904-1914, Aliyah Kedua, Yahudi2 lari dari pembantaian di Kishinev.

Inggris berhasil memenangkan pertempuran melawan Turki, juga berkat dukungan orang2 Yahudi imigran yang membantu mereka berperang melawan pasukan Ottoman dalam satuan pasukan yang disebut Jewish Legion. Dan Inggris kemudian menurunkan Balfour Delcaration, yang menyatakan dukungan Mandat Palestina yang menjadi kekuasaan Inggris, untuk digunakan sebagai rumah orang Yahudi. Rumah… bukan Negara. Karena di Inggris pun banyak yang menentang berdirinya Negara Yahudi.

Tahun 1919, gelombang Aliyah ketiga menyusul, juga berasal dari orang2 Yahudi yang lari dari Eropa Timur. Orang2 Arab, yang tidak suka dengan kekuasaan Inggris, dan pulangnya orang2 Yahudi, meskipun orang2 Yahudi tersebut membeli dengan sah tanah yang mereka tinggali, memberontak. Dan peristiwa ini dikenal sebagai Pemberontakan Nabi Musa.

Kegagalan Inggris meredam gangguan2 terhadap orang Yahudi, meskipun kepala2 desa di 82 desa sudah mengeluarkan document protes terhadap perlakuan2 yang penuh kekerasan terhadap orang Yahudi, mulai membuat orang2 Yahudi punye ide untuk mempunyai pemerintahan sendiri lepas dari Inggris.

Tahun 1924, Aliyah keempat terjadi kembali bersamaan dengan krisis ekonomi. Aliyah keempat ini terjadi karena semangat Anti Yahudi di Eropa semakin menguat. Dan kebanyakan imigran di gelombang ini adalah kelas menengah yang kemudian membangun bisnis dan industri kecil.

Tahun 1930, bersamaan dengan bangkitnya Nazi. Imigrasi kelima, terjadi secara besar2an, sekitar 250.000 orang Yahudi berimigrasi ke Palestina. Muslim2 yang membenci Yahudi, membuat sebuah komite yang dikenal sebagai AHC Arab Higher Committee pada tahun 1936, atas prakarsa Hajj Amin al-Husayni, the Grand Mufti of Jerusalem. Yang menolak untuk membayar pajak, mengelola demo mogok Nasional dari para pekerja Arab, dan bersumpah mengakhiri imigrasi orang2 Yahudi. Tetapi kemudian juga melakukan terorisme terhadap pemerintahan Inggris dengan membunuh penguasa setempat yang ditunjuk Inggris. Dan membuat pemerintah Inggris menutup organisasi teroris ini dan menangkapi organisatornya. Tetapi Amin Al husayni berhasil melarikan diri ke Eropa dan akhirnya berkolaborasi dengan Nazi untuk membantai Yahudi.

Tahun 1936 pula Inggris membentuk Peel Comission untuk menyelidiki asal muasal dan sebab terjadinya pemberontakan muslim2 yang membenci Yahudi tersebut. Dan hasilnya, cukup memuakkan… Orang2 Arab yang melihat bahwa imigran2 Yahudi mengelola tanah yang dahulunya gersang dan dijual kepada mereka, ingin memiliki kembali tanah2 tersebut dengan cara mengusir orang2 Yahudi dengan alasan bahwa keagresifan orang Yahudi membeli tanah2 tersebut membuat orang2 Arab mengalami kekurangan tempat. Alasan yang akhirnya tidak terbukti setelah diselidiki, dan lebih justru karena banyaknya orang2 Arab yang merangsek orang2 Yahudi.

Peel Comission kemudian mengeluarkan rekomendasi agar daerah Mandate Palestina, dipisahkan dan dibagi yang jelas antara orang2 Yahudi, dan orang2 Arab. Orang2 Arab, segera menolak rencana ini, dan menuntut bahwa orang2 Yahudi harus berada dibawah kekuasaan mereka. Orang Yahudi juga menolak rencana ini dengan alasan berbeda, yaitu menuntut kemerdekaan dan berdirinya Negara Yahudi.

Pada tahun 1939 Inggris mengeluarkan MacDonald White Paper yang tidak mengikuti usulan Peel Comission yang berisi pemisahan daerah di Mandate Palestina bagi orang Yahudi dan Arab, tetapi justru mendirikan suatu Negara bagian di mana orang2 Yahudi dan orang2 Arab duduk bersama memerintah di Negara bagian tersebut. Jumlah yang duduk di pemerintahan, dibuat proporsional sesuai dengan populasi Yahudi VS Arab di daerah tersebut. Meskipun demikian, dari tahun 1940-1944, Yahudi hanya diberikan quota tambahan 75.000 imigran. Selebihnya setelah tahun tersebut, imigran tergantung ijin dari pihak Arab. Selain itu, White Paper juga membatasi hak orang Yahudi membeli tanah dari orang2 Arab. Dalam hal ini Inggris memang lebih memihak Arab, dikarenakan kebutuhan atas dukungan diplomasi dari negara2 Arab di sekitar Palestina yang sudah terlebih dahulu merdeka.

Seusai perang Dunia kedua. Inggris semakin tidak bisa mengontrol Palestina, dan mulai terlibat konflik pula dengan orang2 Yahudi di sana yang sadar bahwa Inggris condong untuk tidak memihak kepentingan mereka. Sehingga akhirnya tahun 1947 Inggris memutuskan untuk mundur dari Mandat Palestina dengan alasan tidak bisa memberikan solusi yang bisa diterima baik orang Arab maupun orang Yahudi.

PBB mengambil alih dengan membentuk UNSCOP, yang kemudian merekomendasikan Palestina dibagi menjadi tiga secara terpisah; Negara Merdeka bagi Yahudi, Negara Merdeka bagi Arab dan Yerusalem sebagai kota di bawah International Trusteeship System.

Usulan ini diterima oleh bangsa Yahudi, tetapi ditolak oleh bangsa Arab yang ingin menginjak2 bangsa Yahudi. 1 Desember 1947, Arab Higher Committe mengumumkan tiga hari serangan terhadap orang Yahudi. Gerombolan Arab segera menginvasi dan menghancurkan target2 Yahudi.

The first casualties of the war were passengers on a Jewish bus driving on the Coastal Plain near Kfar Sirkin at 8:20 on 30 November. An eight-man gang from Jaffa, led by Seif al-Din Abu Kishk, ambushed the bus killing five and wounding others. Half an hour later they ambushed a second bus, southbound from Hadera, killing two more. Later that morning, Arab snipers began to fire from Jaffa's Manshiya neighbourhood into southern Tel Aviv, killing at least one person. Shots were also fired at Jewish buses in Jerusalem and Haifa.[7]


Bangsa Yahudi, yang awalnya bertahan, kemudian mulai perlahan2 berubah menjadi menyerang. Ekonomi Arab2 di Palestina akhirnya lumpuh, dan 250.000 orang Arab Palestina lari dan mengungsikan diri. Gelombang pengungsian Arab Palestina pertama.

Tanggal 14 May 1948, sehari sebelum berakhirnya Mandat Inggris di Palestina, David Ben Gurion mendeklarasikan kemerdekaan Yahudi di Palestina, menjadi Negara Israel. Hari berikutnya, pasukan dari empat negara, Mesir, Syria, Transjordan dan Iraq, bergerak masuk ke daerah bekas Mandat Palestina Inggris (karena sudah berakhir) dan memulai perang Arab-Israel 1948. Saudi Arabia, ikut serta dengan menitipkan pasukan di bawah Mesir. Yemen mendeklarasikan perang terhadap Israel tetapi tidak melakukan aksi militer.

Sebelum perang terjadi, negara2 Arab tersebut menginstruksikan agar orang2 Arab yang masih tinggal di Palestina segera mengungsikan diri atau ikut terkena menjadi sasaran bumi hangus Israel. Negara2 Arab, superior dari sisi kekuatan militer, begitu yakin mereka akan bisa membumihanguskan Yahudi sekali untuk selamanya.

Steven Glazer, 1980, 'The Palestinian Exodus in 1948', J. Palestine Studies 9(4), p. 96-118.
"...the Arabs in Palestine were asked to stay and live as citizens in the Jewish state. Instead, they chose to leave, either because they were unwilling to live with the Jews, or because they expected an Arab military victory which would annihilate the Zionists. They thought they could leave temporarily and return at their leisure. Later, an additional claim was put forth, namely that the Palestinians were ordered to leave, with radio broadcasts instructing them to quit their homes"


Orang2 Arab Palestina yang mengungsi ini berpikir mereka hanya akan mengungsi sementara, dan mereka akan balik ke tempat mereka menguasai peninggalan2 orang yahudi yang dibantai rekan2 negara Arab mereka.

Kejadiannya…. Israel tidak pernah kalah perang dalam kondisi apapun, hingga Perang 6 hari, Yom Kippur War dan perang2 selanjutnya dalam kondisi semustahil apapun. Sampai negara2 Arab yang menginvasi Israel sampai pada kesimpulan bahwa Israel, tidak bisa ditaklukkan secara militer.

Arab2 Palestina yg mengharapkan kekalahan Israel terpaksa harus gigit jari. Yang repot, negara2 Arab yang menginvasi Israel juga tidak bersedia menerima mereka, sehingga akhirnya mereka menjadi pengungsian yang tidak jelas dan membentuk PLO. Organisasi yang akhirnya juga menjadi duri di negara2 Arab rekan2 mereka yang lain.




0 comments:

Post a Comment

silahkan meninggalkan komentar anda disini, terima kasih..