Sunday, 28 August 2011

+ 3 Pantangan Yang Bisa Membuat Pernikahan Retak




Meski telah berpacaran bertahun-tahun lamanya, kita akan tetap menemukan banyak hal baru tentang si dia setelah menikah nanti. Hal baru ini mulai dari yang menyenangkan sampai menyebalkan. Namun jangan sampai sikapnya yang menyebalkan membuat Anda melakukan tiga pantangan yang bisa membuat pernikahan retak. Berikut tiga pantangan tersebut, seperti dikutip dari weddingku:

Pantang 1: Marah berkepanjangan
Satu minggu setelah pulang berbulan madu Anda dan pasangan adu argumen sepanjang malam tentang suatu hal. Sampai akhirnya Anda dan dia sama-sama terlalu mengantuk untuk melanjutkan perdebatan itu. Sebelum sama-sama jatuh tertidur, Anda dan suami pun masih saling mencerca hanya karena tak ada yang mau mengalah.

Keesokan paginya, bisa jadi Anda dan pasangan masih saling memasang wajah masam dan bermusuhan. Momen saling mendiamkan ini berlangsung hingga satu minggu lamanya hingga 'selesai' dengan sendirinya. Ketika lain waktu terjadi perbedaan pendapat lagi, pola yang sama berlangsung lagi. Keadaan semakin diperparah karena rasa empati, pengertian, dan kesabaran di antara Anda dan suami bisa semakin menipis. Ini terjadi karena ketiga hal itu memang tidak pernah dipupuk sedari awal keduanya menjalin hubungan. Bukan ini gambaran ideal tentang kehidupan pernikahan yang ada di benak Anda kan?

Tak ada yang salah dengan menjadi marah bahkan kepada pasangan tercinta. Marah dan jengkel adalah hal yang normal ketika kita merasa dekat dengan seseorang karena opini dan tanggapan mereka adalah hal yang paling penting bagi kita dibandingkan pendapat orang lain. Marahlah sesuai porsi alias jangan berlebihan dan membiarkan rasa marah berlarut-larut. Saat nada suara mulai tinggi itu saatnya Anda berdua harus mulai menghentikan perdebatan, menjauh, dan lakukan kegiatan lain tapi usahakan untuk tidak saling berdiam diri lewat dari 24 jam. Setelah rasa kesal mulai surut, bicarakan lagi dengan baik-baik. Alih-alih sibuk mencari siapa yang salah, sebaiknya segera cari solusi terbaik dan buat kesepakatan agar lain waktu jangan lagi mempersoalkan perkara yang sama.

Menyelesaikan masalah sesegera mungkin penting sewaktu Anda atau si dia harus melakukan perjalanan dinas sehingga akan berpisah untuk beberapa lama. Membiarkan masalah 'selesai' dengan sendirinya sama dengan menyapu kotoran ke bawah karpet. Anda hanya membuat penyebab pertengkaran menyingkir sementara, tapi sebenarnya ia tetap ada dan siap menjadi biang keladi ketika pertengkaran baru tapi lama itu muncul lagi

Pantang 2: Membuat Suami 'Libur' bercinta
Pernah mengalami si dia lupa hari ulang tahun perkawinan dan Anda menghukumnya dengan 'puasa' satu bulan penuh? Sikap keras Anda itu sebenarnya tak akan membuat keadaan berubah menjadi lebih baik. Anda malah membuat suami semakin terpuruk dan menciptakan hubungan yang tidak sehat.

Menghukum pasangan dengan menahan apa yang menjadi 'haknya' tentu keliru karena ini berarti Anda melewatkan kesempatan untuk menggunakan cara berbaikan paling menyenangkan.

Pantang 3: Mengabaikan Kebutuhan Si Dia
Ketika dihadapkan pada tuntutan ekonomi, pria bisa jadi sangat gila kerja. Masa-masa bulan madu yang penuh kebahagiaan dan keromantisan pun sirna sudah saat si dia tenggelam dalam pekerjaannya.

Kondisi ini tentu bisa membuat seorang istri merasa kesal. Pertengkaran demi pertengkaran kemungkinan menjadi aktivitas rutin suami-istri tersebut.

Pasangan dengan masalah di atas, sebenarnya bisa saling berbenah diri. Pihak suami misalnya, cobalah menetapkan skala prioritas dan cobalah memohon pengertian istri. Sedangkan pihak istri, jika memang suami sudah menjelaskan kondisi yang sebenarnya, pahamilah dan terima keadaan tersebut. Kalau si dia sudah berubah dan mulai meluangkan waktu untuk Anda dan keluarga, sepertinya kecurigaan atau rasa kesal tidak perlu ditimbun lagi.



0 comments:

Post a Comment

silahkan meninggalkan komentar anda disini, terima kasih..