Tuesday 29 December 2009

+ penghargaan people of the year 2009




Di penghujung tahun
2009, Koalisi Masyarakat Sipil Anti
Korupsi (Kompak) memberikan
penghargaan 'People of The Year'
kepada sejumlah tokoh dan
masyarakat yang menjadi simbol
ketidakadilan hukum. Penghargaan
diberikan kepada 11 orang tokoh
dan masyarakat yang terkemuka.



"Kita ingin berikan penghargaan
ini kepada orang-orang yang
menjadi simbol ketidakadilan,
simbol perlawanan rakyat," kata
Koordinator Kontras, Usman
Hamid dalam sambutannya di
gedung Graha Bhakti Budaya,
Taman Ismail Marzuki, Jl Cikini
Raya, Jakarta Pusat, Senin
(28/12/2009).
Usman menilai, tahun 2009 ini
adalah tahun pragmatisme politik
di mana banyak persoalan
menumpuk di tahun tersebut.
Seperti persoalan Daftar Pemilih
Tetap (DPT) dan lumpur Lapindo.
Usman juga melihat, di tahun 2009
ini sebagai tahun kemerosotan
komitmen Hak Azasi Manusia
(HAM).
Atas berbagai permasalahan
tersebut, Kompak
menganugerahkan penghargaan
kepada orang-orang yang tertindas
dengan penegakan hukum yang
dinilai tidak adil. Berikut adalah
kesebelas nama tersebut.
1. Agus Suwandi Tanjung. Agus
adalah penyewa unit di Apartemen
Mediterania, Jakarta Barat. Agus
dipenjara 87 hari karena
tertangkap mengecas
handphonenya di apartemen
tersebut.
2. Koh Seng-Seng. Koh Seng-seng
harus berhadapan dengan aparat
penegak hukum karena menulis
surat pembaca mengenai properti
di ITC Mangga Dua, Jakarta Barat.
3. Suciwati. Istri aktivis HAM, Munir
diberi penghargaan atas
kegigihannya mencari keadilan
atas terbunuhnya Munir.
4. Nenek Minah. Sosok yang
populer akhir-akhir ini karena
harus berurusan dengan penegak
hukum. Nenek Minah menjalani
hukuman percobaan 1 bulan 15
hari karena mencuri 3 biji kakao.
5. Korban lumpur Lapindo.
Pemberian penghargaan diwakilkan
kepada putra Bung Tomo,
Bambang Sulistomo.
6. Komarudin Hidayat. Rektor
Universitas Islam Negeri (UIN) ini
diberi penghargaan atas upayanya
membebaskan pimpinan KPK, Bibit
S Rianto dan Chandra M Hamzah
dalam Tim 8.
7. Misbakum. Dia adalah inisiator
Pansus Century.
8. Usman Yasin. Warga Bengkulu
yang diberi penghargaan karena
telah membangun gerakan
melawan ketidakadilan atas kasus
Bibit-Chandra dalam 'Gerakan 1
Juta Facebookers pendukung Bibit-
Chandra'.
Dalam acara tersebut, hadir pakar
komunikasi politik Effendi Gazali
dan aktifis Kompak, Fadjroel
Rahman. Acara dimeriahkan
dengan pementasan seni seperti
Melani Subono, Iwan Fals, Sujiwo
Tejo dan Butet Kertarajasa.
Hukum di Indonesia ini memang
sudah mulai bergerak ke urusan
perut semua ya???
profit oriented, kalo gitu bik
perusahaan aja PT sekalian..,
ngga cuma pengacara yang disewa
sama klien, jaksa penuntut umum,
penuntut khusus kalo ada juga
dibayarin kayanya, temasuk makim
ketua bserta susunan sekretaris,
bendahara dan seksi2nya juga bisa
di kasi uang rokok (kalo dibeliin
rokok beneran satu tronton kali)



0 comments:

Post a Comment

silahkan meninggalkan komentar anda disini, terima kasih..